Belajar memimpin: catatan refleksi dalam seratus hari (preorder)
Author : Annang Giri Moelyo
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Januari / 2025
Jumlah Halaman : 74 halaman
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF) & HVS (70 gsm)
Judul Buku : Belajar memimpin: catatan refleksi dalam seratus hari (preorder)
Author : Annang Giri Moelyo
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Januari / 2025
Jumlah Halaman : 74 halaman
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF) & HVS (70 gsm)
Sinopsis :
Seratus hari sering dijadikan landasan pencapaian atas satu amanah atau tugas. Namun, seratus hari sebenarnya adalah masa adaptasi. Penyesuaian terhadap banyak hal baru. Berikut ini adalah katahati, renungan, lintasan pikiran, yang coba dituliskan dalam rentang masa itu. “Belajar memimpin: catatan refleksi dalam seratus hari” adalah kumpulan tulisan selama belajar di posisi yang baru. Mengapa dikatakan belajar? Satu, karena bidang ini benar-benar baru. Dua, karena setiap fase kehidupan adalah belajar. Tiga, karena adanya literatur terkait tugas baru, untuk bahan-bahan belajar, agar tidak tersesat dan dapat belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain di masa lalu. Empat, agar tahu bahwa kita masih belum sempurna, ada risiko kesalahan dan kekhilafan. Lima, agar proses ini terabadikan dan dapat diambil sebagai pelajaran.
Author : Annang Giri Moelyo
Publisher : UNS Press
Harga : Rp 0
ISBN : -
Bulan / Tahun Terbit : Januari / 2025
Jumlah Halaman : 74 halaman
Panjang x Lebar Buku : 14,8 x 21 cm
Kertas : Digital (PDF) & HVS (70 gsm)
Sinopsis :
Seratus hari sering dijadikan landasan pencapaian atas satu amanah atau tugas. Namun, seratus hari sebenarnya adalah masa adaptasi. Penyesuaian terhadap banyak hal baru. Berikut ini adalah katahati, renungan, lintasan pikiran, yang coba dituliskan dalam rentang masa itu. “Belajar memimpin: catatan refleksi dalam seratus hari” adalah kumpulan tulisan selama belajar di posisi yang baru. Mengapa dikatakan belajar? Satu, karena bidang ini benar-benar baru. Dua, karena setiap fase kehidupan adalah belajar. Tiga, karena adanya literatur terkait tugas baru, untuk bahan-bahan belajar, agar tidak tersesat dan dapat belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain di masa lalu. Empat, agar tahu bahwa kita masih belum sempurna, ada risiko kesalahan dan kekhilafan. Lima, agar proses ini terabadikan dan dapat diambil sebagai pelajaran.
